Date Modified : Monday, February 12, 2007, 2:24 PM
Usaha Yang Membuahkan Hasil
Aku bukanlah orang yang pandai memasak. Aku buta kalau sudah menyangkut urusan dapur. Spatula, pisau sayur, pisau buah, pisau roti, talenan, penggorengan, terkadang aku lupa benda seperti apa yang memiliki nama-nama itu. Bisa dipastikan, semua makanan yang kumasak memiliki rasa yang aneh. Terkadang terlalu pedas, terlalu manis, terlalu asin, dan sebagainya.
“Kamu itu perempuan. Kalau nggak bisa masak, nanti suami kamu makan apa?” ujar Ibuku khawatir memikirkan kehidupan rumah tanggaku nanti.
“Ya makan nasi. Namanya juga orang Indonesia, makannya nasi dong,” jawabku tidak terlalu peduli. Terkadang memang pikiran Ibuku terlalu jauh. Aku masih SMP, beliau sudah memikirkan hal-hal semacam ini.
“Masak nasi pun kamu tidak bisa. Ini tidak boleh dibiarkan. Sebagai Ibu yang baik, Mama harus bertanggung jawab. Mama akan mengajari kamu cara memasak!” Ibu terdengar antusias.
“Nanti sayang bahan-bahannya Ma,” dalihku, padahal sebenarnya aku malas. Entah sudah berapa kali Ibu berniat baik mengajariku, tapi hasilnya begini-begini saja.
“Jangan banyak alasan! Ayo ke dapur!” Ibu menarik tanganku, membuatku hanya bisa pasrah diseret ke dapur.
Kalau ada pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, aku kurang setuju. Lihat saja, Ibuku sangat pandai memasak. Hampir semua makanan bisa beliau buat. Bahkan keluarga kami membuka usaha katering kecil-kecilan, tentu saja karena keahlian Ibu dalam bidang kuliner. Sedangkan aku? Seperti yang Ibu bilang tadi, memasak nasi saja tidak bisa.
Keadaan dapur saat kumasuki sangat rapi. Semua barang teretak pada tempatnya. Celemek kesayangan Ibu tergantung di dinding, di sebelah celemek yang biasa kupakai saat diajari Ibu memasak. Piring-piring yang baru di cuci sudah tertata rapi di rak, begitu juga dengan wajan yang dipakai Ibu untuk membuat sarapan tadi pagi. Di sekitar kompor tidak terdapat apapun. Ibu memang orang yang menyukai kebersihan dan kerapihan. Setiap bahan yang telah dipakai memasak, akan langsung beliau kembalikan pada tempatnya.
Tapi aku ragu apakah saat aku keluar nanti dapur masih dalam keadaan sebersih ini. Setelah memakai celemek, Ibu memerintahkan padaku untuk mengambil sayuran dan beberapa potong sosis dari dalam kulkas. Rencananya kami akan membuat nasi goreng yang menurut Ibu cukup mudah dipelajari oleh pemula sepertiku.
Setelah setengah jam berkutat di dapur, akhirnya nasi goreng buatanku selesai. Waktu yang cukup lama untuk membuat sepiring hidangan makan siang. Saat Ibu menyuruhku mencicipinya, aku ragu.
“Itu kan masakan kamu, kok jadi Mama yang harus mencoba?” itu alasan Ibuku saat kuminta beliau mencobanya terlebih dahulu.
Aku tidak bisa melawan lagi. Aku menggunakan sendok untuk mengambil nasi yang telah kuolah sedemikian rupa dari piring. Uap panas keluar dari kumpulan nasi itu. Kalau dari wanginya, nasi goreng buatanku sepertinya enak. Tapi mengingat pengalaman sebelumnya, aku tidak terlalu yakin akan itu.
Setelah berdoa dalam hati, kumasukkan sesendok nasi itu ke mulutku. Aku mulai mengunyahnya, dan perlahan rasanya mulai keluar. Wah, ternyata rasanya enak!
“Enak Ma, enak!” seruku sambil mengambil suapan kedua.
“Sini, Mama coba,” ujar Ibuku sambil merebut sendok di tanganku. Lalu setelah mencobanya, beliau berkomentar, “Iya, enak. Benar kan, kalau sering-sering latihan, lama-lama pasti bisa!”
“Iya juga, ya,” aku kembali memakan nasi gorengku, merasa sangat senang di dalam hati. Ternyata perjuanganku selama setengah jam di dapur tidak sia-sia. Aku bertekad dalam hati untuk terus belajar memasak, agar tidak kalah pandai dengan Ibuku.
Walaupun telah gagal berkali-kali, ternyata tidak ada salahnya terus mencoba. Suatu saat, usaha yang kita lakukan pasti membuahkan hasil.Nurul Fithria L.
#35/IX-C
Coba lihat nama foldernya--itu folder tempat gue menyimpan segala tugas sekolah yang membutuhkan teknologi macam komputer untuk mengerjakannya. Iya, ini tugas mengarang bebas Bahasa Indonesia yang gue temukan baru saja saat lagi iseng-iseng explore hard drive-nya Mox--PC gue. Agak aneh ya, udah kelas sembilan tapi tulisannya kaya bikinan anak SD.
...Tapi bikin senyum-senyum sendiri :--D
12 Writebacks:
Wednesday, December 10, 2008
nu gue pengen baca novel epik karya lo dan uun deh....
Wednesday, December 10, 2008
Oh my that embarrassingly hilarious one hahah
Wednesday, December 10, 2008
kata kuncinya disini adalah hilarious dan bukan embarrassing nu hihihi ;)
Wednesday, December 10, 2008
hahaha sooo true
Friday, December 12, 2008
nunu, pas awal2 gue kira itu crita beneran eh pas baca kebawah taunya bukan haha
Friday, December 12, 2008
mungkin memang agak beneran donk kecuali nyokap gue malah males ngajarin gue karena repot hahaha
Saturday, December 13, 2008
Hahaha kalo yg masak berat, emang beneran repot. Tp nu, nyokap gue pernah marah2 persis ky di cerpen lo, trus lsg diajarin bkin kue bolu. Ckckck
Saturday, December 13, 2008
Cieeee bolu hahah
Monday, December 15, 2008
Majalah Bobo 8 Agustus 1956
Usaha Yang Membuahkan Hasil karya Shelly Marie Josephina
Akoe boekanlah orang yang pandai memasak. Aku boeta kalaoe soedah menjangkoet oeroesan dapoer...
Saturday, December 20, 2008
bagus deh nuuu hhehe
Saturday, December 20, 2008
hihihi dasar kelas 9 :D
Saturday, December 20, 2008
sindiran yang bagus ya to hemm makasih
waaa makasih teweee hehe
iya wi padahal kelas sembilan harusnya udah bikin karangan yang jauh lebih kompleks dari ini haha
Post a Comment